Assalaamualaikum; Salam suai kenal dan salam perkenalan buat semua teman yang melayari blog ini. Sebarang kekurangan dan kesilapan harap dapat di maafkan. Semoga perkenalan ini akan berkekalan hingga ke akhir hayat hendaknya. Insya Allah.
Saturday, August 27, 2011
Wednesday, August 24, 2011
Hukum Dan Keutamaan Lailatul Qodar
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Allah semata, yang tidak memiliki sekutu, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya.
Salawat dan salam serta berkah senantiasa tercurah kepada Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Adapun selanjutnya:
Pada kehidupan setiap umat terdapat kejadian yang selalu dikenang, hari-hari baik yang membuat hati tertambat dan jiwa menjadi kelu. Sesungguhnya umat ini telah dimuliakan dengan kejadian-kejadian besar, hari-hari dan malam-malam yang sempurna.
Di antara nikmat yang diberikan Sang Pencipta kepada umat ini adalah malam yang disifati sebagai malam penuh berkah karena banyaknya keberkahan, kebaikan dan keutamaan. Ia adalah malam Lailatul Qodr. Ia memiliki kedudukan yang agung, padanya terdapat kemuliaan dan pahala yang berlebih.
Pada malam itu Allah turunkan al-Quran. Allah -subhanahu wata'âla- berfirman:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan (Lailatul Qodr), dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan (lailatul Qodr) itu?" (QS.al-Qodar: 1-2)
Firman-Nya pula:
"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan." (QS. Ad-Dukhân: 3)
Malam ini terdapat pada bulan Ramadhan yang penuh berkah dan bukan pada bulan yang lain. Allah -ta'âla-berfirman:
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran..." (QS. Al-Baqarah: 185)
Malam ini dinamakan malam Lailatul Qodr karena Allah mengqadar (menentukan) rizki dan ajal, seluruh kejadian alam, menentukan siapa yang hidup dan mati, yang selamat dan yang celaka, yang bahagia dan yang sengsara, yang kaya dan melarat, yang mulia dan yang terhina, musim kemarau dan musim panen serta segala yang Allah inginkan pada tahun itu, kemudian mengabarkannya kepada malaikat untuk merealisasikannya, sebagaimana firman Allah -ta'âla-:
"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." (QS. Ad-Dukhân: 4)
Itu adalah takdir tahunan dan takdir khusus. Adapun takdir umum, lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi telah lebih dulu ditetapkan sebagaimana yang terdapat dalam hadits-hadits sahih.
Allah telah menyitir kemuliaan malam ini dan menunjukkan keagungannya. Allah -azzawajalla- berfirman:
"Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan (lailatul Qodr) itu? Malam kemuliaan (lailatul Qodr) itu lebih baik dari seribu bulan." (QS.al-Qadr: 2-3)
Siapa yang ibadahnya di waktu itu diterima, menyamai ibadah selama 1000 tahun, setara kurang lebih 83 tahun 4 bulan. Ini adalah pahala yang besar, dan balasan yang agung atas amal yang ringan dan sedikit.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi -shalallahu alaihi wasalam- bersabda:
"Siapa yang shalat pada malam lailatul Qodr dengan iman dan mengharap pahala, diampuni dosanya yang telah lalu." [HR. Al-Bukhari di dalam sahihnya no. 1901]
Menghidupkan malamnya karena percaya dengan janji pahala dan mengharap balasan, bukan karena hal lain. Penentunya adalah kesungguhan dan ikhlas, sama saja mengetahuinya atau tidak mengetahuinya.
Hendaknya engkau bersungguh-sungguh wahai saudaraku yang mulia untuk shalat dan berdoa pada malam itu. Sesungguhnya ia merupakan malam yang berbeda dari malam lain sepanjang tahun. Manfaatkan waktu sebaik-baiknya, waspadai kelezatan tidur dan kesenangan hidup.
Adapun waktu dan persisnya, terdapat berita dari Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- ia adalah malam ke 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam Ramadhan.
Imam Syafi’i -rahimahullah- berkata:
"Menurutku –wallahu a’lam- bahwa Nabi -shalallahu alaihi wasallam- menjawab sesuai dengan apa yang ditanyakan. Ketika ditanyakan kepadanya: 'Apakah kita menantikannya pada malam demikian?' Beliau menjawab: 'Nantikanlah pada malam demikian'." [1]
Ulama berbeda pendapat dalam menentukan malam Lailatul Qodr hingga terdapat 40 pendapat. Hal itu disebutkan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar di dalam kitabnya Fathul Bâri. Pendapat tersebut sebagiannya lemah, sebagian lagi ganjil dan sebagian lagi batil.
Yang sahih dalam hal ini adalah hari-hari ganjil pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, 21, 23, 25, 27 dan 29 sebagaimana hadits Aisyah -radiallahu'anha-, dia berkata:
“Dahulu Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- menantikan Lailatul Qodr pada hari ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dan bersabda:
"Upayakan malam Lailatul Qodr pada hari ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan."
[HR. Al-Bukhari no. 2017]
Bilamana seseorang lelah dan melemah kesungguhannya, hendaknya mengupayakannya pada tujuh hari ganjil terakhir, 25, 27, 29 sebagaimana hadits Abdullah Ibn Umar -radiallahu'anhu- bahwa Nabi -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:
“Nantikanlah Lailatul Qodr pada sepuluh hari terakhir, jika lemah dan tidak sanggup, jangan terluput 7 hari yang tersisa."
[HR Muslim no.2822 dan Ahmad II/44,75]
Dengan perincian ini hadits-hadits tersebut menjadi saling mendukung dan tidak bertentangan. Yang lebih dekat kepada dalil bahwa malam Lailatul Qodr berpindah-pindah, tidak tetap pada satu malam tertentu setiap tahunnya. Sekali waktu terjadi pada malam 21, pada waktu lain 23, 25, 27, 29, dan tidak dapat dipastikan. Pembuat syariat yang Maha Bijaksana telah merahasiakan waktunya agar kita tidak hanya bergantung pada malam tertentu saja dan meninggalkan amal serta ibadah pada sisa malam-malam Ramadhan yang lain. Dengan demikian dihasilkan kesungguhan pada seluruh malam hingga dia mendapatkan malam itu.
Yang benar adalah bahwa tidak disyaratkan mendapatkan malam itu dengan melihat atau mendengar sesuatu. Tidak musti mereka yang mendapatkannya tidak akan mendapat pahala hingga menyaksikan segala sesuatu bersujud, atau melihat cahaya, atau mendengar ucapan salam, atau bisikan dari malaikat. Tidak benar bahwa malam Lailatul Qodr tidak didapat kecuali jika melihat hal-hal di luar kewajaran, akan tetapi keutamaan Allah itu luas.
Tidak benar juga siapa yang tidak mendapatkan tanda-tanda Lailatul Qodr berarti dia tidak mendapatkannya. Nabi -shalallahu alaihi wasallam- tidak membatasi alamatnya dan tidak menafikan karomah.
Ibnu Taimiyah berkata:
“Terkadang Allah memperlihatkan kepada sebagian manusia dalam tidur atau dengan sadar sehingga dia melihat cahayanya, atau mendengar ada yang berbicara kepadanya bahwa malam itu adalah Lailatul Qodar. Terkadang dibukakan hatinya menyaksikan apa-apa yang menjelaskan terjadinya malam itu.”
An-Nawawi berkata:
“Sesungguhnya dia diperlihatkan. Allah telah memperlihatkan kepada siapa saja dari bani Adam dengan kehendak-Nya setiap tahun di bulan Ramadhan, sebagaimana diperlihatkan kejadian-kejadian dan dikhabarkan oleh orang-orang saleh tentangnya. Kesaksian mereka yang telah melihatnya tidak sedikit. Adapun perkataan al-Qodhi Iyadh dari al-Muhlib Ibn Abi Shofroh:
"Tidak mungkin melihatnya secara hakiki"
Merupakan kekeliruan pendapat yang buruk,, aku mengingatkan hal ini agar tidak tertipu karenanya."
Al-Hafidz Ibn Hajar menukilkan, bahwa siapa yang melihat malam Lailatul Qodar disukai untuk merahasiakannya dan tidak mengabarkannya kepada seorang pun, hikmahnya bahwa hal itu adalah karomah, dan karomah sepatutnya dirahasiakan tanpa khilaf.
Lailatul Qodr tidak khusus untuk umat ini, akan tetapi umum, untuk umat Muhammad dan umat terdahulu seluruhnya. Dalam hadits Abu Dzar -radiallahu'anhu- dia bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah malam lailatul qodr terjadi ketika ada nabi, dan jika wafat malam itu diangkat (ditiadakan)?"
"Tidak, bahkan ia terjadi sampai hari kiamat." Jawab Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam- .
[HR. Ahmad dan selainnya. Dan haditsnya sahih]
Di antara tanda Lailatul Qodr yang bisa diketahui, sebagaimana hadits Ubay Ibn Ka'ab -radiallahu'anhu-bahwa Nabi -shalallahu alaihi wasalam- bersabda:
"Matahari terbit pada pagi malam Lailatul Qodr cahayanya putih tidak terik." [HR. Muslim ]
Maksudnya adalah hal itu terjadi karena banyaknya Malaikat pada malam itu yang turun naik ke langit sehingga cahaya terik matahari tertutupi oleh sayap-sayap dan tubuh mereka." –selesai perkataannya-
Adapun tanda-tanda lain, tidak ada hadits sahih yang menetapkannya, seperti: malam yang tenang, tidak panas dan tidak dingin, bintang tidak terlihat atau setan tidak sanggup keluar dengan terbitnya matahari di hari itu.
Terdapat tanda yang tidak ada dasarnya sama sekali dan tidak sahih, seperti: pohon yang bersujud ke bumi kemudian kembali posisinya semula, air asin akan berubah menjadi manis, anjing tidak menggonggong dan cahaya ada di mana-mana.
Malam Lailatul Qodar tidak khusus bagi mereka yang sedang shalat saja, tetapi juga bagi wanita yang sedang nifas dan haid, musafir dan mukim. Dhohak –-rahimahullah- berkata:
"Mereka semua memiliki bagian pada malam Lailatul Qodr. Siapa saja yang diterima amalannya akan Allah beri dia bagiannya dari malam Lailatul Qodr itu."
Hendaknya seseorang itu menyibukkan kebanyakan waktunya dengan doa dan shalat. Imam Syafi'i -rahimahullah- berkata:
"Disukai memulai kesungguhannya di siang hari seperti kesungguhannya di malam hari."
Sufyan ats-Tsauri -rahimahullah- berkata:
"Berdoa pada malam hari lebih aku sukai dari shalat, dan doa di malam Lailatul Qodr masyhur dan terkenal di antara para sahabat. Hendaknya engkau bersungguh-sungguh wahai saudara dan saudariku yang mulia untuk memilih doa-doa simpel yang terdapat di dalam al-Quran, yang dahulu Nabi -shalallahu alaihi wasalam- berdoa dengannya atau menganjurkannya. Perlu kita semua tahu bahwa tidak ada doa khusus pada malam Lailatul Qodr yang tidak dibaca selain ia saja, akan tetapi setiap muslim berdoa dengan yang sesuai keadaannya. Dari doa yang terbaik yang dipanjatkan pada malam yang penuh berkah ini adalah apa yang dikeluarkan oleh an-Nasai dalam kitab Amalul Yaum wal Lailah dari Aisyah -radiallahu'anha- dia berkata:
"Seandainya aku tahu kapan malam Lailatul Qodr itu, niscaya doa yang banyak aku panjatkan adalah meminta pengampunan dan keafiatan."
Demikianlah setiap muslim berupaya untuk berdoa dengan doa yang jâmiah (simpel) dari doa-doa Nabi -shalallahu alaihi wasalam- yang terekam dalam banyak situasi dan kondisi, yang khusus maupun umum.
An-Nawawi berkata:
"Disukai memperbanyak doa bagi kepentingan kaum muslimin pada malam itu, dan ini adalah syiar orang-orang saleh, dan hamba-hamba-Nya yang mengetahui."
–selesai perkataannya-
Demikianlah wahai kaum muslimin, sesungguhnya kalian memiliki saudara-saudara yang tertindas di barat dan di timur dari belahan bumi ini, kalian memiliki saudara-saudara yang mengorbankan diri untuk meninggikan kalimat Allah di muka bumi, janganlah bakhil untuk mendoakan mereka.
Wahai Allah, yang telah menciptakan manusia dan menumbuhkannya, yang menciptakan lisan dan memfungsikannya, wahai Zat yang tiada menolak doa, berilah setiap kami apa yang diharapkannya, dan sampaikan mereka kepada negeri abadi. Wahai Allah, ampuni segala kesalahan kami, tutupi segala kesalahan kami, berilah kelonggaran kepada kami pada hari pertanyaan, berilah manfaat seluruh kaum muslimin dari apa yang telah engkau turunkan dari kitab-Mu, wahai Zat yang Maha Penyayang.
Salawat dan salam tercurah kepada Muhammad, keluarga dan seluruh sahabatnya.
Sumber: anakmuaallaf
Monday, August 22, 2011
Berbuka Puasa - Hidangan yang Paling Digemari Warga Iran
Hidangan buka puasa yang paling digemari warga Iran di bulan Ramadhan adalah Ash (semacam sup) dan Halim (bubur daging). Sebagian besar restoran dan warung di Iran pada bulan Ramadhan menambahkan Ash dan Halim pada daftar menu mereka.
Sumber: Irib.ir |
Friday, August 19, 2011
HP Souce dan Tabasco ada DNA Babi
IPOH: Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim), bertindak menghantar notis pemberitahuan kepada Persatuan Hotel Malaysia dan syarikat makanan segera berhubung penemuan Asid Deoksiribonukleik (DNA) babi di dalam sos jenama HP Souce dan Tabasco, sejak bulan lalu.
Ketua Penolong Pengarah Bahagian Hab Halal Jakim, Hakimah Mohd Yusoff, yang dihubungi wartawan Harian Metro berkata, pihaknya sudah menghantar notis peringatan memaklumkan kepada pengamal industri makanan yang menggunakan sos jenama berkenaan baru-baru ini.
“Kami belum memuktamadkan penguat kuasaan larangan itu, namun surat makluman mengenai penemuan DNA babi itu sudah diedar kepada pihak terbabit termasuk rangkaian hotel dan restoran makanan segera.
“Kami sedang menunggu arahan pihak atasan Jakim mengenai tindakan selanjutnya bakal diambil terutama dalam menguat kuasakan larangan itu,” katanya. Beliau berkata, pihaknya akan mengadakan sidang media khas sebaik segala siasatan berhubung larangan penggunaan sos jenama berkenaan selesai kelak.
Difahamkan, Jakim sudah mengambil sampel produk berkenaan untuk dihantar sebanyak dua kali ke Jabatan Kimia Malaysia sebelum ia disahkan terdapat DNA babi di dalamnya.
Persoalan timbul apabila pemilik jenama HP Sauce and Tabasco, HJ Heinz and Mclhenny Company, menyangkal dakwaan kedua-dua jenama itu tidak disahkan halal.
Dalam kenyataannya, syarikat itu berkata, kedua-dua jenama itu mematuhi sepenuhnya garis panduan kawal selia oleh badan pensijilan masing-masing.
HP Sauce disahkan halal oleh HAC (Halal Audit Company), iaitu pihak berkuasa pensijilan Islam di Belanda, di mana terletaknya kilang itu.
Manakala, Tabasco disahkan halal oleh INFANCA (Majlis Nutrisi dan Makanan Islam Amerika) yang juga pihak berkuasa Islam di Amerika Syarikat dan mendapat akreditasi Jakim bagi mengesahkan produk itu bagi pihaknya.
Thursday, August 18, 2011
Mentega DNA babi masih tidak diasing
Oleh KU MOHD. RIZDUAN KU ABDUL RAHMAN, MOHD. IKHSAN FIRDAUS AZMI dan ROSLI HASSAN
berita@kosmo.com.my
berita@kosmo.com.my
KUALA LUMPUR - Walaupun pihak berkuasa meminta agar pengusaha pasar raya dan peruncit mengasingkan segera mentega mengandungi asid deoksiribonukleik (DNA) babi ke seksyen tidak halal, namun masih ada yang tidak peduli.
Tinjauan Kosmo! di beberapa pasar raya mendapati mentega jenama Pure Creamery Butter-Golden Churn yang disahkan tidak halal oleh Jabatan Kemajuan Islam (Jakim) Isnin lalu masih diletakkan bersama produk halal lain di pasar raya.
Sebuah pasar raya di Jalan Cheras di sini didapati seolah-olah tidak peka dengan arahan terbabit kerana mempamerkan produk itu bersama mentega halal lain.
Selain hanya mengasingkan produk itu beberapa sentimeter dari produk halal, tiada sebarang notis tidak halal ditampal pada bahagian mentega DNA babi terbabit.
Bagaimanapun, tinjauan di empat lagi pasar raya terkemuka di Ampang, Taman Midah, Jalan Peel dan Jalan Loke Yew di sini tidak menemui produk mentega babi yang dijual pada harga RM7.99 itu.
Kosmo! semalam melaporkan Kementerian Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Kepenggunaan (KPDNKK) meminta semua pengusaha pasar raya dan peruncit mengasingkan segera mentega terbabit ke dalam rak seksyen tidak halal.
Sumber: Kosmo
DIET (CARA MAKAN) RASULULLAH: TIPS ELAK SAKIT PERUT SEPANJANG HAYAT
Amalan pemakanan seharian kita sebenarnya sangat mempengaruhi sistem dalam badan kita. Cara pemakanan yang salah mengundang pelbagai penyakit seperti kencing manis, lumpuh, sakit jantung, keracunan makanan dan lain-lain penyakit.
Berikut adalah diet pemakanan Rasullulah SAW. Ustaz Abdullah Mahmood mengungkapkan, Rasullulah S.A.W tak pernah sakit perut sepanjang hayatnya kerana pandai menjaga makanannya sehari-hari. Insya Allah kalau anda ikut diet Rasullullah ini, anda takkan menderita sakit perut ataupun keracunan makanan.
Jangan makan gabungan makanan berikut:
Jangan makan SUSU bersama DAGING
Jangan makan DAGING bersama IKAN
Jangan makan IKAN bersama SUSU
Jangan makan AYAM bersama SUSU
Jangan makan IKAN bersama TELUR
Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD
Jangan makan SUSU bersama CUKA
Jangan makan BUAH bersama SUSU, contohnya KOKTEL
Dalam kitab juga melarang kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut.
Nabi pernah mencegah kita makan ikan bersama susu. karena akan cepat mendapat penyakit. Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam daging ayam mengandung ion+ sedangkan dalam ikan mengandung ion-, jika dalam makanan kita ayam bercampur dengan ikan maka akan terjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusak usus kita.
CARA MAKAN
1. Jangan makan buah setelah makan nasi. Sebalikya, makanlah buah sebelum makan nasi.
2. Tidur 1 jam setelah makan tengah hari.
3. Jangan sesekali tinggal makan malam.
Barang siapa yang tinggal makan malam, dia akan dimakan usia dan kolesterol dalam badan akan berganda.
Barang siapa yang tinggal makan malam, dia akan dimakan usia dan kolesterol dalam badan akan berganda.
Al-Quran juga mengajarkan kita menjaga kesihatan seperti membuat amalan berikut:
1. Mandi pagi sebelum subuh, sekurang kurangnya sejam sebelum matahari terbit.
Air sejuk yang meresap kedalam badan dapat mengurangi penimbunan lemak. Orang yang mandi pagi kebanyakan badan tak gemuk..
2. Rasulullah mengamalkan minum segelas air sejuk (bukan air ais) setiap pagi.
Insya Allah jauh dari penyakit (susah mendapat sakit).
3. Waktu sembahyang subuh disunatkan kita bertafakur (sujud sekurang kurangnya seminit setelah membaca doa).
Akan terhindar dari sakit kepala atau migrain. Ini terbukti oleh para ilmuwan yang membuat kajian kenapa dalam sehari kita perlu sujud. Ahli-ahli sains telah menemui beberapa milimeter ruang udara dalam saluran darah di kepala yg tidak dipenuhi darah. Dengan bersujud maka darah akan mengalir keruang tersebut.
4. Nabi juga mengajar kita makan dengan tangan dan bila habis hendaklah menjilat jari.
Ahli saintis telah menemukan bahwa enzim banyak terkandung di celah jari jari (10 kali ganda dari enzim yang terdapat dalam air liur). Enzim adalah sejenis alat percernaan makanan.
Sama-samalah kita mengamalkannya. Nampak memang sulit tapi, cubalah. Pengaruhnya tidak dalam jangka pendek tetapi apabila kita sudah tua nanti.
Sumber: Syaisya.com
Wednesday, August 17, 2011
Jakim sahkan mentega jenama ‘Pure Creamery Butter-Golden Churn’ tak halal
Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) kelmarin telah mengesahkan mentega jenama 'Pure Creamery Butter-Golden Churn' yang dipasarkan di Malaysia adalah tidak halal.
Ketua Pengarahnya Othman Mustapha berkata keputusan itu dibuat selepas mendapati produk tersebut datang dari kilang yang sama dengan yang diedarkan di Sarawak walaupun pengimportnya berbeza dan untuk pasaran berbeza.
“Perkara ini disahkan sendiri oleh wakil syarikat Ballantyne Food dari New Zealand yang mengeluarkan produk itu. Sehubungan itu umat Islam seluruh negara diminta untuk tidak menggunakan produk tersebut,” katanya dalam satu kenyataan.
Sehubungan itu juga, Othman meminta pemegang dan permohonan baru Sijil Pengesahan Halal dari Jakim atau jabatan agama Islam negeri yang menggunakan produk tersebut agar menukarnya kepada yang mempunyai sijil halal yang diiktiraf serta mengemukakan resit pembelian bahan ramuan baru.
Beliau berkata mereka juga perlu melakukan proses samak dengan disaksikan jabatan agama Islam negeri serta mengemukakan bukti akuan samak.
Othman berkata perkara itu juga dimaklumkan kepada syarikat pengimport dan mereka bersetuju menarik balik produk terbabit dari pasaran.
Pada 19 Julai lalu Jabatan Agama Islam Sarawak mengisytiharkan produk itu yang digunakan segelintir pengusaha kek lapis sebagai tidak halal kerana dikesan mengandungi DNA (asid deoksiribonukleik) babi, menyebabkan industri makanan itu terjejas. -Bernama
Ketua Pengarahnya Othman Mustapha berkata keputusan itu dibuat selepas mendapati produk tersebut datang dari kilang yang sama dengan yang diedarkan di Sarawak walaupun pengimportnya berbeza dan untuk pasaran berbeza.
“Perkara ini disahkan sendiri oleh wakil syarikat Ballantyne Food dari New Zealand yang mengeluarkan produk itu. Sehubungan itu umat Islam seluruh negara diminta untuk tidak menggunakan produk tersebut,” katanya dalam satu kenyataan.
Sehubungan itu juga, Othman meminta pemegang dan permohonan baru Sijil Pengesahan Halal dari Jakim atau jabatan agama Islam negeri yang menggunakan produk tersebut agar menukarnya kepada yang mempunyai sijil halal yang diiktiraf serta mengemukakan resit pembelian bahan ramuan baru.
Beliau berkata mereka juga perlu melakukan proses samak dengan disaksikan jabatan agama Islam negeri serta mengemukakan bukti akuan samak.
Othman berkata perkara itu juga dimaklumkan kepada syarikat pengimport dan mereka bersetuju menarik balik produk terbabit dari pasaran.
Pada 19 Julai lalu Jabatan Agama Islam Sarawak mengisytiharkan produk itu yang digunakan segelintir pengusaha kek lapis sebagai tidak halal kerana dikesan mengandungi DNA (asid deoksiribonukleik) babi, menyebabkan industri makanan itu terjejas. -Bernama
Rebut peluang pengampunan di malam Lailatul Qadar
Ramadan adalah bulan yang terbaik, penghulu segala bulan yang sama dengan hari Jumaat, penghulu segala hari.
Ia merupakan anugerah Allah kepada insan muslim agar mengambil kesempatan daripada kedatangan Ramadan dengan memperbanyakkan kerja taat kepada Allah untuk memperolehi anugerah tambahan-Nya atau bonus agung-Nya dengan menjanjikan Lailatul Qadar yang biasanya akan jatuh pada salah satu daripada 10 malam terakhir.
Mungkin inilah yang disebut oleh junjungan besar Nabi Muhammad s.a.w dalam satu hadis yang bermaksud: Alangkah hairannya, bagi orang yang dianugerahkan umur sehingga selesai satu Ramadan tiba-tiba ia tidak mendapat keampunan daripada Allah SWT.
keampunan itu merupakan satu anugerah yang dijanjikan kepada orang yang benar-benar menjadikan Ramadan sebagai bulan ibadah khusus kerana Allah. Di samping mengharapkan keampunan.
Nabi juga pernah sebut dalam hadis: "sesiapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala Allah, maka akan diampunkan segala dosa-dosanya."
Lebih khusus daripada itu, kita lihat kepada tarbiyah yang ditarbiyah Rasulullah kepada umatnya menerusi satu hadis sahih.
Daripada Aishah r.a dengan pesannya,"wahai Aishah, sekiranya kamu ditemukan Allah dengan malam Qadar, maka perbanyakkan doa memohon kepada Allah yang ditentukan perkara yang hendak dicapai dalam doa itu ialah : Ya Allah ! Kamulah Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Mulia, Ampunkanlah dosa saya."
Tarbiyah yang dimaksudkan itu dengan meletakkan pengharapan yang begitu tinggi, agar kesalahan, ketelanjuran atau kesengajaan, Allah akan terima pengampunannya pada 10 malam akhir Ramadan, akan diampunkan dosa.
Jelas kelihatan bahawa yang amat perlu dipohon kepada Allah ialah penghapusan dosa dan bukan kemanfatan duniawi seperti memohon kekayaan, kemenangan menghadapi musuh, kehebatan dalam kerjaya atau apa sahaja yang namanya hambatan dunia. Semuanya itu tidak penting berbanding dengan keampunan dosa.
Kerana jika diamati akan ternampak kehebatan pencapaian manusia dalam kehidupan ini bukannya kejayaan bersifat sementara.Kehebatan yang agak sementara, akan tetapi kehebatan Allah dengan penghapusan dosa adalah suatu impian dan pencapaian yang begitu tinggi kerana itulah maka fokus utama setiap muslim ialah hari-hari akhir 10 malam ini.
Menjadi satu fokus ke arah meletakkan nilai diri insan yang semata-mata untuk mendapat keredaan Allah. Sekiranya matlamat keredaan Allah itu sudah dicapai, maka tercapailah kemuncak daripada tujuan sebenar manusia ini diciptakan Allah yang akhirnya kepada Allah sahaja tumpuan hidup semua makhluk bagi mendapat reda Allah.
Janji-janji Allah pada hamba-Nya
Ramadan juga merupakan bulan muhasabah untuk kita melihat sekadar mana daya juang kita dalam menangani cabaran penghidupan khususnya cabaran untuk menanggung dan menyempurnakan amanah Allah yang telah dipikulkan ke atas mereka suatu tugas untuk martabatkan agama Allah melainkan dengan usaha berterusan mengharungi suatu perjuangan menentang segala halangan bagi meletakkan kegemilangan Islam di tengah penghidupan yang semakin mencabar.
Lebih-lebih lagi di hari-hari yang sedang kita lalui ini. Di mana umat Islam seolah-olah dijadikan mangsa kepada kegelojohan musuh-musuh Islam yang dari dulu mencari peluang untuk mengganyang umat Islam.
Suasana akhir-akhir ini, selepas tragedi 11 September 2001 seolah-olah menghalalkan untuk mengambil apa sahaja tindakan ke arah pengganyang umat ini dan sekaligus hendak membenarkan Islam itu dari terus wujud di maya pada ini.
Tetapi yakinilah wahai saudara yang seagama denganku bahawa Allah telah menjanjikan suatu 'madah' yang akan menjadi perangsang untuk pejuang-pejuang Islam khasnya di akhir-akhir Ramadan dengan ayat Allah yang bermaksud : "mereka itu musuh-musuh kamu hendak menghapuskan cahaya Allah, agama Islam dengan pelbagai usaha mereka tetapi Allah tidak membiarkan mereka berbuat demikian, dan Dia (Allah) akan menyempurnakan agama kamu dan memenangkan meskipun dibenci oleh orang-orang musyrikin."
Janji-janji seperti ini jelas diterangkan dalam al-quran seperti dalam surah Annur ayat 55 yang mafhumnya : " Allah berjanji dengan kamu yang beriman denganNya. akan diangkat mereka menjadi khalifah (pemerintah) seperti mana Allah telah mengangkat angkatan-angkatan sebelum daripada angkatanmu pemerintah bumi Allah dan pada ketika itu segala perkara huru hara yang berlaku akan digantikan dengan keamanan yang sebenar. Kamu menyembah Allah tanpa menyekutuiNya. Dan sesiapa yang tidak percaya dengan janji sedemikian itu, mereka itu ialah orang-orang yang fasiq."
Oleh itu, maka Ramadan yang bakal tinggalkan kita ini amat berguna lagi kalau diisinya dengan pengorbanan harta benda bagi membantu perjuangan sebagaimana lambang kewajipan fitrah yang diwajibkan kepada setiap individu yang hidup sepanjang Ramadan hingga mencecah menemui awal Syawal.
Pun demikian keseluruhan umat Islam mengeluarkan kewajipan fitrah mereka pada beberapa hari terakhir Ramadan. Hampir berlaku orang yang semata-mata sengaja tidak tunggu kedatangan syawal barulah hendak menunaikan kewajipan zakat fitrah.
Amalan mengawali membayar zakat fitrah adalah petunjuk kepada wujudnya ibadah 'maliyyah' walaupun sedikit tetapi seboleh-bolehnya pengorbanan harta ini dibuat sebanyak yang mungkin bagi mengejar ganjaran yang sebanyak mungkin, lebih-lebih lagi jika sekiranya pengorbanan harta itu dilakukan pada malam Qadar atau setidak-tidaknya berlaku dalam bulan Ramadan.
Maka semuanya itu menyaksikan kita tergolong dalam golongan hamba-hamba Allah yang cukup beruntung memanafaatkan kedatangan Ramadan dengan amal-amal yang berguna untuk diri kita khususnya di saat kita menemui Allah di hari akhirat nanti.
Sumber: Anakmuallaf
Sunday, August 14, 2011
Rupa Puasa Yang Sempurna
Saudaraku kaum muslimin, agar sempurna puasamu, sesuai dengan tujuannya, ikutilah langkah-langkah berikut ini :
- Makanlah sahur, sehingga membantu kekuatan fisikmu selama berpuasa; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
“Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah. ” HR.’Al-Bukhari dan Muslim)
“Bantulah (kekuatan fisikmu) untuk berpuasa di siang hari dengan makan sahur, dan untuk shalat malam dengan tidur siang ” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya)
Akan lebih utama jika makan sahur itu diakhirkan waktunya, sehingga mengurangi rasa lapar dan haus. Hanya saja harus hati-hati, untuk itu hendaknya Anda telah berhenti dari makan dan minum beberapa menit sebelum terbit fajar, agar Anda tidak ragu-ragu.
Segeralah berbuka jika matahari benar-benar telah tenggelam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Manusia senantiasa dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur . ” (HR. Al-Bukhari, I\luslim dan At-Tirmidz)
- Usahakan mandi dari hadats besar sebelum terbit fajar, agar bisa melakukan ibadah dalam keadaan suci.
- Manfaatkan bulan Ramadhan dengan sesuatu yang terbaik yang pernah diturunkan didalamnya, yakni membaca Al-Qur’anul Karim. Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam pada setiap malam di bulan Ramadhan selalu menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk membacakan Al-Qur’an baginya. (HR. AL-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu).Dan pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ada teladan yang baik bagi kita.
- Jagalah lisanmu dari berdusta, menggunjing, mengadu domba, mengolok-olok serta perkataan mengada-ada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa tidak meninggalkan pevkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum.” (HR. Al-Bukhari)
Hendaknya puasa tidak membuatmu keluar dari kebiasaan. Misalnya cepat marah dan emosi hanya karena sebab remeh, dengan dalih bahwa engkau sedang puasa. Sebaliknya, mestinya puasa membuat jiwamu tenang, tidak emosional. Dan jika Anda diuji dengan seorang yang jahil atau pengumpat, jangan Anda hadapi dia dengan perbuatan serupa. Nasihati dan tolaklah dengan cara yang lebih baik. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Puasa adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kama berpuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata ‘Sesungguhnya aku sedang puasa” (HR. Al- Bukhari, Muslim dan para penulis kitab Sunan)
Ucapan itu dimaksudkan agar ia menahan diri dan tidak melayani orang yang mengumpatnya Di samping, juga mengingatkan agar ia menolak melakukan penghinaan dan caci-maki.
- Hendaknya Anda selesai dari puasa dengan membawa taqwa kepada Allah, takut dan bersyukur pada-Nya, serta senantiasa istiqamah dalam agama-Nya.
Hasil yang baik itu hendaknya mengiringi Anda sepanjang tahun. Dan buah paling utama dari puasa adalah taqwa, sebab Allah berfirman : “Agar kamu bertaqwa. “(Al-Baqarah: 183)
Jagalah dirimu dari berbagai syahwat (keinginan), bahkan meskipun halal bagimu. Hal itu agar tujuan puasa tercapai, dan mematahkan nafsu dari keinginan. Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu berkata :
“Jika kamu berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta dan dosa-dosa, tinggalkan menyakiti tetangga, dan hendaknya kamu senantiasa bersikap tenang pada hari kama beupuasa jangan pula kamu jadikan hari berbukamu sama dengan hari kamu berpuasa.”
Hendaknya makananmu dari yang halal. Jika kamu menahan diri dari yang haram pada selain bulan Ramadhan maka pada bulan Ramadhan lebih utama. Dan tidak ada gunanya engkau berpuasa dari yang halal, tetapi kamu berbuka dengan yang haram.
Perbanyaklah bersedekah dan berbuat kebajikan. Dan hendaknya kamu lebih baik dan lebih banyak berbuat kebajikan kepada keluargamu dibanding pada selain bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paring dermawan, dan beliau lebih dermawan ketika bulan Ramadhan.
Ucapkanlah bismillah ketika kamu berbuka seraya berdo’a :”Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dan atas rezki-Mu aku berbuka. Ya Allah terimalah daripadaku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “(44) (Lihat Mulhaq (bonus) Majalah Al WaLul Islami bulan Ramadhan, 1390 H.hlm.38-40.)
Sumber: Minda cikgupj
Wednesday, August 3, 2011
Hikmah luar biasa di sebalik puasa Ramadhan
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Salawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Berikut adalah beberapa hikmah di balik puasa Ramadhan yang kami sajikan dari beberapa kalam ulama. Semoga bermanfaat.
1. Menggapai Darjat Takwa
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Qs. Al Baqarah: 183).
Ayat ini menunjukkan bahawa di antara hikmah puasa adalah agar seorang hamba dapat menggapai darjat takwa dan puasa adalah sebab meraih darjat yang mulia ini. Ini kerana dalam puasa, seseorang akan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Inilah pengertian takwa. Bentuk takwa dalam puasa dapat kita lihat dalam berbagai perkara berikut.
Pertama, orang yang berpuasa akan meninggalkan setiap yang Allah larang ketika itu iaitu dia meninggalkan makan, minum, berjima’ dengan isteri dan sebagainya yang sebenarnya hati sangat cenderung dan ingin melakukannya. Ini semua dilakukan dalam rangka taqorrub atau mendekatkan diri pada Allah dan meraih pahala dari-Nya. Inilah bentuk takwa.
Kedua, orang yang berpuasa sebenarnya mampu untuk melakukan kesenangan-kesenangan duniawi yang ada. Namun dia mengetahui bahawa Allah selalu mengawasi diri-Nya. Ini juga salah bentuk takwa iaitu merasa selalu diawasi oleh Allah.
Ketiga, ketika berpuasa, setiap orang akan semangat melakukan amalan-amalan ketaatan. Dan ketaatan merupakan jalan untuk menggapai takwa. Inilah sebahagian di antara bentuk takwa dalam amalan puasa.
2. Hikmah di sebalik meninggalkan syahwat dan kesenangan dunia
Di dalam berpuasa, setiap muslim diperintahkan untuk meninggalkan berbagai syahwat, makanan dan minuman. Itu semua dilakukan kerana Allah. Dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman,
يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى
“Dia telah meninggalkan syahwat dan makanan kerana-Ku”.
Di antara hikmah meninggalkan syahwat dan kesenangan dunia ketika berpuasa adalah:
Pertama, dapat mengendalikan jiwa. Rasa kenyang kerana banyak makan dan minum, kepuasan ketika berhubungan dengan isteri, itu semua biasanya akan membuat seseorang lupa diri, kufur terhadap nikmat, dan menjadi lalai. Sehingga dengan berpuasa, jiwa pun akan lebih dikawal.
Kedua, hati akan menjadi sibuk memikirkan perkara-perkaral baik dan sibuk mengingati Allah. Apabila seseorang terlalu disibukkan dengan kesenangan duniawi dan terbuai dengan makanan yang dia lazat, hati pun akan menjadi lalai dari memikirkan perkara-perkara yang baik dan lalai dari mengingati Allah.
Oleh kerana itu, apabila hati tidak disibukkan dengan kesenangan duniawi, juga tidak disibukkan dengan makan dan minum ketika berpuasa, hati pun akan bercahaya, akan semakin lembut, hati pun tidak keras dan akan semakin mudah untuk tafakkur (merenung) serta berdzikir pada Allah.
Ketiga, dengan menahan diri dari berbagai kesenangan duniawi, orang yang cukup keperluan akan semakin tahu bahawa dirinya telah diberikan nikmat begitu banyak dibanding orang-orang fakir, miskin dan yatim piatu yang sering merasakan rasa lapar. Dalam rangka mensyukuri nikmat ini, orang-orang kaya pun gemar berbahagi dengan mereka yang tidak mampu.
Keempat, dengan berpuasa akan menyempitkan jalannya darah. Sedangkan syatan berada pada jalan darahnya manusia. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya syaitan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah.”
Jadi puasa dapat menghalang syaitan yang seringkali memberikan was-was. Puasa pun dapat menekan syahwat dan rasa marah. Oleh kerana itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan puasa sebagai salah satu ubat mujarab bagi orang yang mempunyai keinginan untuk menikah namun belum kesampaian.
3. Mulai berubah menjadi lebih baik
Di bulan Ramadhan tentu sahaja setiap muslim harus menjauhi berbagai macam maksiat agar puasanya tidak sia-sia, juga agar tidak mendapatkan lapar dan dahaga saja. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.”
Puasa menjadi sia-sia seperti ini disebabkan bulan Ramadhan masih diisi pula dengan berbagai maksiat. Padahal dalam berpuasa seharusnya setiap orang berusaha menjaga lisannya dari rasani orang lain (baca: ghibah), dari berbagai perkataan maksiat, dari perkataan dusta, perbuatan maksiat dan perkara-perkara yang sia-sia.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak perlu dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagha dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau menganggumu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.”
Lagha adalah perkataan sia-sia dan sepertinya yang tidak berfaedah. Sedangkan rofats adalah istilah untuk setiap perkara yang diinginkan laki-laki pada wanita atau dapat pula bermakna kata-kata kotor.
Oleh kerana itu, ketika keluar bulan Ramadhan seharusnya setiap insan menjadi lebih baik dibanding dengan bulan sebelumnya kerana dia sudah ditempa di madrasah Ramadhan untuk meninggalkan berbagai macam maksiat.
Orang yang dulu malas bersolat 5 waktu seharusnya menjadi sedar dan rutin mengerjakannya di luar bulan Ramadhan. Juga dalam masalah solat Jama’ah bagi kaum lelaki, hendaklah pula dapat dirutinkan dilakukan di masjid sebagaimana rajin dilakukan ketika bulan Ramadhan.
Begitu pula dalam bulan Ramadhan banyak wanita muslimah yang berusaha menggunakan tudung yang menutup diri dengan sempurna, maka di luar bulan Ramadhan seharusnya perkara ini tetap dijaga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
“(Ketahuilah bahawa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang berterusan walaupun sedikit.”
Ibadah dan amalan ketaatan bukanlah ibarat bunga yang mekar pada waktu tertentu saja. Jadi, ibadah solat 5 waktu, shalat jama’ah, shalat malam, gemar bersedekah dan berpakaian muslimah, bukanlah jadi ibadah bermusim.
Namun sudah seharusnya di luar bulan Ramadhan juga tetap dijaga. Para ulama seringkali mengatakan, “Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah (rajin ibadah, -pen) hanya pada bulan Ramadhan saja.”
Ingatlah pula pesan dari Ka’ab, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan lantas terdetik dalam hatinya bahawa setelah lepas dari Ramadhan akan berbuat maksiat pada Rabbnya, maka sungguh puasanya itu tertolak (tidak bernilai apa-apa).”
4. Kesempatan untuk saling berkasih sayang dengan orang miskin dan merasakan penderitaan mereka
Puasa akan menyebabkan seseorang lebih menyayangi orang miskin. Ini kerana orang yang berpuasa pasti merasakan penderitaan lapar dalam sebahagian waktunya. Keadaan ini pun orang miskin rasakan begitu lama. Akhirnya ia pun bersikap lemah lembut terhadap sesama dan berbuat baik kepada mereka. Dengan sebab inilah ia mendapatkan balasan melimpah dari sisi Allah.
Begitu pula dengan puasa seseorang akan merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang miskin, fakir, yang penuh kekurangan. Orang yang berpuasa akan merasakan lapar dan dahaga sebagaimana yang dirasakan oleh mereka-mereka tadi. Inilah yang menyebabkan darjatnya meningkat di sisi Allah.
Inilah beberapa hikmah syar’i yang luar biasa di balik puasa Ramadhan. Oleh kerana itu, para salaf sangatlah merindui bertemu dengan bulan Ramadhan agar memperoleh hikmah-hikmah yang ada di dalamnya.
Sebagian ulama mengatakan, “Para salaf biasa berdoa kepada Allah selama 6 bulan agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Dan 6 bulan bakinya mereka berdoa agar amalan-amalan mereka diterima”.
Hikmah Puasa yang Keliru
Adapun hikmah puasa yang biasa sering dibicarakan sebahagian kalangan bahawa puasa dapat menyihatkan badan (seperti dapat menurunkan berat badan, mengurangkan resiko stroke, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi resiko diabetes), maka itu semua adalah hikmah sampingan saja dan bukan hikmah utama.
Sehingga hendaklah seseorang meniatkan puasanya untuk mendapatkan hikmah syar’i terlebih dahulu dan janganlah dia berpuasa hanya untuk mengharapkan nikmat sihat semata-mata.
Ini kerana jika niat puasanya hanya untuk mencapai kenikmatan dan kemaslahatan duniawi, maka pahala melimpah di sisi Allah akan hilang walaupun dia akan mendapatkan nikmat dunia atau nikmat sihat yang dia cari-cari.
Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نزدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebahagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (Qs. Asy Syuraa: 20)
Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Orang yang gemar berbuat riya’ akan diberi balasan kebaikan mereka di dunia. Mereka sama sekali tidak akan dizalimi. Namun ingatlah, barangsiapa yang melakukan amalan puasa, amalan solat atau amalan solat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah:
“Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Akan tetapi, amalannya akan lenyap di akhirat nanti kerana mereka hanya ingin mencari keuntungan dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang rugi”.”
Sehingga yang benar, puasa harus dilakukan dengan niat ikhlas untuk mengharap wajah Allah. Sedangkan nikmat kesihatan, itu hanyalah hikmah sampingan sahaja dari melakukan puasa, dan bukan tujuan utama yang dicari-cari.
Jika seseorang berniat ikhlas dalam puasanya, niscaya nikmat dunia akan datang dengan sendirinya tanpa dia cari-cari. Ingatlah selalu nasihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ
“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.”
Adapun hadits yang mengatakan,
صُوْمُوْا تَصِحُّوْا
“Berpuasalah, niscaya kalian akan sihat.” Perlu diketahui bahawa hadits semacam ini adalah hadits yang lemah (hadits dho’if) menurut ulama pakar hadits.
Semoga kita boleh menarik hikmah berharga di sebalik puasa kita di bulan penuh kebaikan, bulan Ramadhan.
Sumber: Tulahan
Subscribe to:
Posts (Atom)